CERITA IASA: PRAKTEK LAUT MEMBANGUN KARAKTER DAN KOMPETENSI
Cerita IASA kembali hadir, membagikan cerita para alumni SMK Pelayaran “AKPELNI” Semarang (IASA) tentang pengalaman yang memotivasi. Pada kali ini, profil yang diangkat adalah Dhimas Yusuf Saputro, angkatan VIII Nautika Kapal Niaga. Dhimas, begitu ia biasa dipanggil, memutuskan melanjutkan di sekolah pelayaran karena ingin mencoba hal yang baru, atas dorongan pamannya yang juga mendukungnya masuk ke sekolah pelayaran pada waktu itu. Saat ini Dhimas Yusuf Saputro telah lulus Ujian Pasca Prala dan dengan senang hati membagikan pengalaman berharganya selama menjalani Praktek Laut selama 1 (satu) tahun. Dhimas, putra dari bapak Waryono dan ibu Wantini, telah melaksanakan di perusahaan BUMN PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) cabang Surabaya. Ia bergabung sebagai cadet nautika di KMP Legundi yang memiliki rute penyebarangan Surabaya – Lombok, Lombok – Surabaya. KMP Legundi merupakan kapal jenis FERRY-RORO.
Dhimas menyampaikan bahwa Prala (Praktek Laut) merupakan bagian penting untuk meningkatkan kompetensi taruna SMK Pelayaran. Menurutnya, Praktek Laut adalah masa penting untuk para taruna belajar banyak hal yang ada di atas kapal secara langsung dan belajar hal yang tidak bisa tersampaikan oleh dosen atau pengajar di kelas. Selain itu, prala juga menjadi pondasi awal kita untuk bisa menjadi officer/perwira yang bertanggung jawab di atas kapal di kemudian hari.
Banyak skills yang terasah ketika menjalani kegiatan Prala bagi Dhimas, “untuk kompetensi sangat banyak yang saya pelajari, antara lain saya belajar menghitung ETA (estimate time arrival), menentukan posisi kapal, memuat muatan dengan baik dan benar, mengenal rasi bintang secara langsung dan masih banyak lagi.” Bagi Dhimas, yang juga alumni SMP Negeri 4 Tawangsari ini, menceritakan bahwa kemampuannya dalam olah gerak berkembang sangat pesat, ia lebih memahami manouvering kapal dengan nyata karena kapalnya berjenis FERRY-RORO sehingga lebih sering berolahgerak untuk sandar atau tolak ke pelabuhan selanjutnya. Untuknya tantangan prala di kapal FERRY-RORO adalah olah gerak atau manouver kapal, karena di kapal FERRY-RORO itu pasti sering untuk berolah gerak untuk sandar dan tolak ke pelabuhan berikutnya serta penanganan muatan karena berhubungan dengan muatan yang beratnya tidak bisa di sama ratakan setiap waktu. Selama masa prala, Dhimas menyampaikan bahwa prala merupakan masa ia mengembangkan karakter yang kuat sebagai calon perwira. Ia menjelaskan beberapa karakter yang penting dimiliki cadet untuk bisa menjadi perwira yang baik, antara lain: Disiplin, Tanggung Jawab, dan Leadership.
Sebagai pelaut harus disiplin dalam segala hal karena kita kerja di atas kapal dan di laut maka kita harus benar-benar disiplin dan tidak boleh ceroboh, jika kita ceroboh sedikit bisa berakibat fatal. Selain itu, sebagai seorang pelaut kita harus bisa bertanggung jawab atas diri kita sendiri, bertanggung jawab atas kapal dan sesama crew, dan bertanggung jawab untuk perusahaan. Kepemimpinan juga perlu, sebelum mempimpin orang lain, kita harus bisa harus bisa memimpin diri kita terlebih dahulu.
Biasa bertemu dengan orang tua, Dhimas membagikan bagaimana perasaan orang tuanya ketika harus berpisah selama satu tahunn. Menurutnya, orang tuanya pertama kali sedih karena harus ditinggal oleh anaknya dalam waktu yang lama. Namun ternyata perasaan itu hilang dan malah menjadi senang dan bangga karena dalam kegiatan prala kemarin melihat Dhimas menjadi pribadi yang lebih mandiri dan dewasa, serta dapat meringankan beban orang tuanya. Di akhir kesempatan wawancara, Dhimas memberikan motivasi bagi para taruna SMK Pelayaran bahwa kesulitan harus diterima sebagai cara mendisiplinkan diri yang diperlukan bagi para taruna.
Terimalah kesulitan sebagai disiplin yang diperlukan
–Dhimas Yusuf Saputro–